Uang Bukan Segalanya

Money can’t buy anything! Itulah satu kiasan yang pas untuk mendeskripsikan kegunaan uang dalam sepak bola modern saat ini. Uang pula ibarat buah simalakama karena tanpa dukungan finansial yang mumpuni maka sebuah tim akan dibayangi ancaman kebangkrutan. Meski begitu, tim dengan dukungan finansial yang tak terbatas, belum menjamin bisa meraih prestasi yang mereka idam-idamkan.

Di era millennium saat ini, bisnis dalam sepak bola menjadi hal yang menggiurkan bagi billionaires untuk berlomba-lomba memiliki sebuah tim sepak bola terutama di English Premier League (EPL). Diawali Roman Abramovich yang menguasai Chelsea, lalu kisah fenomenal Man. City setelah dipegang Sheikh juragan minyak asal Abu Dhabi, dan yang terbaru pengusaha asal Hong Kong, Yeung yang berambisi menjadikan Birmingham City sebagai kekuatan baru di ranah Inggris Raya. Sehingga jika dilihat secara kasat mata tim-tim sepak bola tersebut bagaikan sebuah mainan baru untuk menghabiskan pundi-pundi uang mereka.

Akan tetapi hingga saat ini belum ada satu pun tim yang memiliki keadaan finansial yang melimpah mampu meraih segala trofi yang ditargetkan The Owner. Sebagai contoh: Chelsea yang belum mampu meraih gelar juara Liga Champion yang sangat diidamkan sang Bos, Man. City dengan pengeluaran melewati 100 juta pound untuk belanja pemain, hingga pertengahan musim ini belum mampu mengimbangi kedigdayaan kekuatan Big Three di klasemen EPL. Bila berpindah ke La Liga maka dengan dukungan uang melimpah Real Madrid untuk mengumpulkan bintang-bintang lapangan hijau, belum pernah mampu menyamai prestasi rival abadi mereka, Barcelona yang dinobatkan sebagai tim terbaik La Liga sepanjang masa dengan meraih treble winners musim lalu.

Fakta-fakta di atas menunjukkan, meski sepak bola saat ini telah menjadi sebuah industri bisnis yang tak lepas dari kepentingan uang didalamnya. Akan tetapi untuk meraih prestasi maksimal dalam sepak bola tidak dipengaruhi berapa banyak uang yang dikeluarkan untuk mewujudkan itu, namun yang dibutuhkan ialah kerja sama dalam setiap elemen tim dan juga konsistensi dalam mengarungi jalannya kompetisi.

Kini patut ditunggu gebrakan apalagi yang akan dilakukan tim-tim “miliuner” untuk menggapai obsesi mereka. Dan apakah tim-tim kaya tersebut mampu merealisasikan impian mereka di musim ini? Who knows? Keep waiting’ till this season ends.

@BolaVaganza No. 98-Desember 2009 (KEYNOTE) & Four Four Two Indonesia - January 2010

Komentar

Postingan Populer