Alice in Wonderland (Review)



Alice in Wonderland, salah satu film wajib tonton di tahun 2010, merupakan karya terbaru sutradara Tim Burton. Film yang diadaptasi dari novel legendaris karya Lewis Carrol yang berjudul Alice’s Adventures in Wonderland and Through the Looking-Glass yang pertama kali diterbitkan pada 26 November 1865. Novel ini sebelumnya sudah pernah pula diangkat baik dalam bentuk film, musical drama, hingga TV series, dan di tahun 2010 ini Walt Disney mencoba mengangkat kembali Alice in Wonderland dengan dipadukan teknologi masa kini.
Dalam pembuatan Alice in Wonderland, Tim Burton mencoba memadukan teknologi animasi dengan live-action. Sang sutradara berusaha untuk menampilkan efek yang lebih maksimal dan meminimalkan efek “palsu” green screen yang biasa digunakan dalam pembuatan film berteknologi 3-D. Dan hasilnya, dengan perpaduan animasi dan live-action dapat menghasilkan output dengan efek yang tidak kalah dibandingkan dengan full green screen.
Dalam film ini, Mia Wasikowska, yang berperan sebagai Alice Kingsleigh mampu memerankan tokoh Alice dengan apik, meski dia dikelilingi aktor-aktris yang mapan dan berpengalaman macam Johnny Depp (Mad Hatter), Anne Hathaway (White Queen), Helena Bonham Carter (Red Queen), dan Michael Sheen (White Rabbit).
Plot dalam Alice in Wonderland, diawali kisah singkat masa kecil Alice yang sering mengalami mimpi buruk dan ketika Alice beranjak dewasa, tepat di hari saat Hamish melamar dirinya, diawali dengan terperosoknya dia ke dalam suatu lobang karena mengikuti jejak White Rabbit, tanpa disangka-sangka ternyata Alice merasakan semua kejadian yang dulu hanya bisa dia rasakan melalui mimpi. Kedatangan Alice kali ini ke Wonderland ternyata membawa suatu misi untuk mengakhiri kekuasaan semena-mena Red Queen, dan mengembalikan kepemimpinan bijaksana di tanganWhite Queen, namun di awal kedatangannya kembali ke Wonderland tidak mudah bagi Alice, karena tidak semua mempercayai Alice yang telah berubah penampilannya dibandingkan saat terakhir kali tiba di Wonderland melalui mimpinya.
Ada satu hal menarik yang terdapat dalam film ini, yaitu disebutnya 3 daerah di Indonesia. Pertama ketika Charles Kingsleigh (Ayah Alice) menyebut nama Jakarta sebagai salah satu kota tujuan perusahaannya, dan di akhir film ketika Alice menyebutkan Borneo (Kalimantan) dan Sumatera sebagai lokasi awal pengembangan perusahaannya, namun akhirnya Alice mengubah tujuannya dan memilih pergi ke Cina. Serta ada pula satu dialog menarik dalam film ini yang 3 kali diucapkan, yaitu dialog antara Mad Hatter dan Alice yang berbunyi, Why is raven like a writing desk?
Secara keseluruhan Alice in Wonderland produksi Walt Disney ini, ringan dan sangat imajinatif dan alangkah baiknya jika menonton film ini dalam format cinema 3-D, karena akan merasakan langsung efek-efek 3-D yang sangat menarik yang disuguhkan Tim Burton selaku orang di balik layar dalam pembuatan film ini.

Komentar

Postingan Populer