Masalah Pertahanan
Sungguh memilukan melihat kiprah Juventus di sepanjang musim ini, padahal di awal musim skuad Juve saat ini ditabsihkan akan mampu bersaing lebih baik di seri-A maupun di pentas Eropa dibanding dengan musim lalu. Namun harapan yang besar tidak diimbangi dengan kiprah yang nyata, Juventus musim ini telah tersingkir dalam semua kompetisi antarklub, baik di level domestik maupun di Eropa, dan nasib itu setali tiga uang dengan prestasi I Bianconerri di seri-A yang kini hanya menjadi kontestan perebutan posisi 4 atau jatah terakhir Liga Champions.
Beralasan memang jika kemorosotan Juve musim ini dikarenakan badai cedera yang silih berganti menimpa armada-armada Juventus, bahkan pergantian nahkoda yang telah dilakukan manajemen dengan memecat Ciro Ferrara dan menggantinya dengan Alberto Zaccheroni seakan tidak memberikan efek yang signfikan bagi perkembangan klub dalam mengarungi musim ini.
Banyak pula yang mengatakan bahwa penyerang-penyerang yang telah berusia diatas 30 tahun menjadi penyebab buruknya penampilan Juve musim ini, namun sesungguhnya sektor penyerangan tidak terlalu berpengaruh meski banyak pemain yang harus absen. Karena hampir sebagian besar pemain-pemain menyerang Juve telah menyumbangkan gol-golnya.
Semua pihak pasti setuju jika sektor pertahananlah yang menjadi kunci kemorosotan prestasi Si Nyonya Tua di musim 2009/2010 ini. Rapuhnya lini belakang tidak mampu menandingi keproduktifan para pemain di lini depan, bahkan di pertandingan-pertandingan krusial saat menghadapi Bayern Munich dan Fulham di Eropa, Juve yang sebenarnya hanya butuh hasil imbang harus mengakhiri pertandingan dengan kepala tertunduk, meski Juve sempat unggul di awal babak pertama namun akhirnya Juve terpaksa mengakui keunggulan kedua tim diatas dengan skor telak 1-4 dan angkat koper lebih awal di level Eropa.
Kuartet pertahanan Juventus yang diisi Cannavaro-Chiellini-Caceres-Grosso dan ditambah Gigi Buffon di bawah mistar, sebenarnya cukup menjanjikan namun jika salah satu dari pemain tersebut berhalangan tampil, maka gawang Juve seperti hanya menunggu waktu untuk kebobolan. Hal ini sungguh ironis karena dalam 15 tahun terakhir Juve dikenal sebagai salah satu tim yang memiliki sektor pertahanan terbaik, bahkan I Bianconerri dianggap sudah puas dengan kemenangan tipis 1-0. Predikat itu telah hilang di musim ini karena jangankan 1-0, kemenangan 3-0 pun Juve tak bisa lagi mempertahankannya.
Masalah ini yang menjadi peer penting bagi semua jajaran klub, para petinggi dan juga staf pelatih untuk segera diperbaiki agar mampu membawa Juventus kembali ke trek yang sesungguhnya, jika tidak mungkin dilakukan di sisa musim ini, maka hal ini harus benar-benar dilakukan pada musim depan. Evaluasi ini harus dilakukan agar Juventus bisa kembali merajai Italia dan secepatnya meraih bintang ketiga, serta disegani lagi di level Eropa. Satu harapan pasti di akhir musim ini agar Juventus mampu menembus empat besar.
@BOLA March, 22 2010
Beralasan memang jika kemorosotan Juve musim ini dikarenakan badai cedera yang silih berganti menimpa armada-armada Juventus, bahkan pergantian nahkoda yang telah dilakukan manajemen dengan memecat Ciro Ferrara dan menggantinya dengan Alberto Zaccheroni seakan tidak memberikan efek yang signfikan bagi perkembangan klub dalam mengarungi musim ini.
Banyak pula yang mengatakan bahwa penyerang-penyerang yang telah berusia diatas 30 tahun menjadi penyebab buruknya penampilan Juve musim ini, namun sesungguhnya sektor penyerangan tidak terlalu berpengaruh meski banyak pemain yang harus absen. Karena hampir sebagian besar pemain-pemain menyerang Juve telah menyumbangkan gol-golnya.
Semua pihak pasti setuju jika sektor pertahananlah yang menjadi kunci kemorosotan prestasi Si Nyonya Tua di musim 2009/2010 ini. Rapuhnya lini belakang tidak mampu menandingi keproduktifan para pemain di lini depan, bahkan di pertandingan-pertandingan krusial saat menghadapi Bayern Munich dan Fulham di Eropa, Juve yang sebenarnya hanya butuh hasil imbang harus mengakhiri pertandingan dengan kepala tertunduk, meski Juve sempat unggul di awal babak pertama namun akhirnya Juve terpaksa mengakui keunggulan kedua tim diatas dengan skor telak 1-4 dan angkat koper lebih awal di level Eropa.
Kuartet pertahanan Juventus yang diisi Cannavaro-Chiellini-Caceres-Grosso dan ditambah Gigi Buffon di bawah mistar, sebenarnya cukup menjanjikan namun jika salah satu dari pemain tersebut berhalangan tampil, maka gawang Juve seperti hanya menunggu waktu untuk kebobolan. Hal ini sungguh ironis karena dalam 15 tahun terakhir Juve dikenal sebagai salah satu tim yang memiliki sektor pertahanan terbaik, bahkan I Bianconerri dianggap sudah puas dengan kemenangan tipis 1-0. Predikat itu telah hilang di musim ini karena jangankan 1-0, kemenangan 3-0 pun Juve tak bisa lagi mempertahankannya.
Masalah ini yang menjadi peer penting bagi semua jajaran klub, para petinggi dan juga staf pelatih untuk segera diperbaiki agar mampu membawa Juventus kembali ke trek yang sesungguhnya, jika tidak mungkin dilakukan di sisa musim ini, maka hal ini harus benar-benar dilakukan pada musim depan. Evaluasi ini harus dilakukan agar Juventus bisa kembali merajai Italia dan secepatnya meraih bintang ketiga, serta disegani lagi di level Eropa. Satu harapan pasti di akhir musim ini agar Juventus mampu menembus empat besar.
@BOLA March, 22 2010
Komentar
Posting Komentar