Kagum Akan Bollywood
Melihat perkembangan perfilman India di satu dekade terakhir memang sangat mengesankan. Betapa tidak, dalam satu dekade terakhir terhitung mulai akhir dekade 90-an film-film ranah Bollywood tidak hanya menjadi jawara di negerinya sendiri, namun mereka juga mulai menancapkan taringnya di luar negeri maupun di luar kawasan seperti di Amerika Serikat dan juga Eropa, terutama Inggris.
Pengenalan film-film Bollywood di luar India diawali dengan penayangan film-film mereka di negara-negara tujuan melalui televisi, seperti yang marak terjadi di Indonesia sejak akhir tahun 90-an hingga awal 2000-an. Setelah itu mereka baru “memberanikan” diri untuk meluncurkan film-film mereka di bioskop-bioskop. Cara itu sangat ampuh terutama untuk pasaran Asia dan Oceania. Sedangkan untuk kawasan Amerika Serikat dan Eropa, terutama Inggris mereka memiliki cara yang sedikit berbeda. Sejak sedekade terakhir film-film Bollywood beramai-ramai mengambil lokasi syuting di luar India terutama di dua negara tersebut dan mereka juga “rela” mengurangi bahkan menghilangkan ciri khas film Bollywood yang terkenal dengan lantunan lagu dan tarian yang termasuk dalam alur cerita film, hal itu dilakukan demi satu tujuan yaitu agar film-film mereka bisa diterima di dua negara tersebut yang merupakan pasar terbesar perfilman dunia.
Dengan segala usaha yang pantang menyerah akhirnya kini film-film Bollywood bukan hanya menjadi raja di dalam negeri sendiri namun juga telah mendapat tempat di hati audience mancanegara, sebagai contoh film Slumdog Millionaire (2008) yang sukses meraih 8 penghargaan dalam Academy Awards (Piala Oscar) 2009, 3 Idiots (2009) menjadi film terlaris sepanjang sejarah perfilman Bollywood, dan juga My Name Is Khan (2010) yang membuat rekor-rekor baru dengan pendapatan Internasionalnya.
Prestasi yang berhasil diraih perfilman Bollywood bukan hanya dilandasi kerja keras, namun mereka juga memadukan kreafitas para sineas-nya guna menghasilkan sebuah film yang bermutu dan juga tak meninggalkan sisi ke-timuran. Para sineas negeri Taj Mahal mampu memadukan ciri khas Bollywood dengan lantunan lagu dan tarian-tarian di tengah-tengah alur cerita dengan kisah yang mengharukan dan juga inspiratif, dan hasilnya kini mereka berhasil meraih sukses, bukan hanya laris manis di bioskop-bioskop dalam negeri, namun juga di pasar mancanegara.
Kesuksesan perfilman Bollywood di dunia menunjukkan bahwa negara dunia ketiga seperti India juga memilki nilai jual dan kebanggaan di Dunia yang tak kalah dengan negara-negara maju, hal ini tak lepas pula dari usaha keras para seniman-sineman perfilman yang telah dimulai sejak 1920-an dan juga dukungan penuh dari pemerintah baik lokal maupun pusat. Dan kini terbersit harapan kita akan sebuah pertanyaan; Kapan kira-kira perfilman Indonesia bisa seperti Bollywood yang bisa menjadi kebanggaan setiap warga negaranya?
Kita harap saja S E G E R A. . .
Pengenalan film-film Bollywood di luar India diawali dengan penayangan film-film mereka di negara-negara tujuan melalui televisi, seperti yang marak terjadi di Indonesia sejak akhir tahun 90-an hingga awal 2000-an. Setelah itu mereka baru “memberanikan” diri untuk meluncurkan film-film mereka di bioskop-bioskop. Cara itu sangat ampuh terutama untuk pasaran Asia dan Oceania. Sedangkan untuk kawasan Amerika Serikat dan Eropa, terutama Inggris mereka memiliki cara yang sedikit berbeda. Sejak sedekade terakhir film-film Bollywood beramai-ramai mengambil lokasi syuting di luar India terutama di dua negara tersebut dan mereka juga “rela” mengurangi bahkan menghilangkan ciri khas film Bollywood yang terkenal dengan lantunan lagu dan tarian yang termasuk dalam alur cerita film, hal itu dilakukan demi satu tujuan yaitu agar film-film mereka bisa diterima di dua negara tersebut yang merupakan pasar terbesar perfilman dunia.
Dengan segala usaha yang pantang menyerah akhirnya kini film-film Bollywood bukan hanya menjadi raja di dalam negeri sendiri namun juga telah mendapat tempat di hati audience mancanegara, sebagai contoh film Slumdog Millionaire (2008) yang sukses meraih 8 penghargaan dalam Academy Awards (Piala Oscar) 2009, 3 Idiots (2009) menjadi film terlaris sepanjang sejarah perfilman Bollywood, dan juga My Name Is Khan (2010) yang membuat rekor-rekor baru dengan pendapatan Internasionalnya.
Prestasi yang berhasil diraih perfilman Bollywood bukan hanya dilandasi kerja keras, namun mereka juga memadukan kreafitas para sineas-nya guna menghasilkan sebuah film yang bermutu dan juga tak meninggalkan sisi ke-timuran. Para sineas negeri Taj Mahal mampu memadukan ciri khas Bollywood dengan lantunan lagu dan tarian-tarian di tengah-tengah alur cerita dengan kisah yang mengharukan dan juga inspiratif, dan hasilnya kini mereka berhasil meraih sukses, bukan hanya laris manis di bioskop-bioskop dalam negeri, namun juga di pasar mancanegara.
Kesuksesan perfilman Bollywood di dunia menunjukkan bahwa negara dunia ketiga seperti India juga memilki nilai jual dan kebanggaan di Dunia yang tak kalah dengan negara-negara maju, hal ini tak lepas pula dari usaha keras para seniman-sineman perfilman yang telah dimulai sejak 1920-an dan juga dukungan penuh dari pemerintah baik lokal maupun pusat. Dan kini terbersit harapan kita akan sebuah pertanyaan; Kapan kira-kira perfilman Indonesia bisa seperti Bollywood yang bisa menjadi kebanggaan setiap warga negaranya?
Kita harap saja S E G E R A. . .
Komentar
sukses.... ^^
Posting Komentar