Ulasan Film THE RAID
Sekitar 100 menit, rasa ngeri dan kagum akan menyelimuti diri saat menyaksikan film action Indonesia paling monumental dalam satu dekade terakhir, The Raid. Film karya sutradara Gareth Evans ini sukses menawarkan sebuah film yang berbeda dibandingkan film-film buatan tanah air yang seliweran di bioskop-bioskop selama ini. Rasa Hollywood memang sangat terasa dari cara pengambilan gambar, special effect, dan adegan-adegan yang ada di film tersebut. Bagi pecinta film tanah air, kehadiran The Raid bisa menjadi penembus segala penantian akan film penuh aksi yang penuh dengan ketegangan, suara dentuman senjata api, serta pukulan nan diruntuti dengan benturan demi benturan.
The Raid dimulai dengan rasa sangat Indonesia ketika Rama, yang diperankan oleh Iko Uwais, tengah menjalankan shalat Subuh dan diselingi juga scene saat dia berlatih dengan samsak untuk mempersiapkan diri menuju misi pertamanya sebagai pasukan SWAT Indonesia. Dalam adegan permulaan ini seakan-akan Evans ingin menunjukkan bahwa apapun profesinya, orang Indonesia itu sangat religious. Sebelum keberangkatannya Rama pamit dengan istrinya yang tengah bersiap melahirkan anak pertama mereka. Lalu dimulailah aksi mereka. Selama di dalam mobil Sersan Jaka (Joe Taslim) memberikan segala macam strategi untuk misi mereka itu, memusnahkan gembong narkoba yang dipimpin oleh Tama Riyadi (Ray Sahetapy). Saat tiba di TKP—sebuah apartemen tua— Letnan Wahyu (Pierre Gruno) sudah menunggu. Melihat kehadiran Rama, Letnan Wahyu terlihat sangat terkejut karena dia merasa misi itu tak pantas diikuti oleh rookie seperti Rama.
Awalnya penyergapan mereka terlihat akan berjalan sukses dan tanpa perlawanan berarti, namun ketika tim SWAT telah menginjakkan kaki di lantai 6 semua berubah menjadi mimpi buruk bagi ke-20 polisi itu. Semua penghuni apartemen berbondong-bondong untuk membunuh mereka satu per satu. Tanpa menunggu waktu lama, para penghuni apartemen dengan segala perlengkapan, dari senjata laras panjang hingga golok, berhasil menghabisi anggota polisi itu, hingga di tengah film hanya tersisa empat polisi. Dikepung di tengah apartemen 30 lantai dan tidak ada jalan keluar, membuat pasukan yang tersisa harus menghadapi satu per satu penghuni apartemen dengan segala keterbatasan. Disinilah momen yang spesial dan, yang pasti, paling ditunggu-tunggu di film ini, yaitu saat Iko Uwais menunjukkan keahlian pencak silatnya. Dikelilingi penghuni apartemen dengan senjata ataupun benda tajam di tangan, tak sedikitpun menggentarkan nyali Rama yang hanya menggunakan tangan kosong untuk melumpuhkan mereka satu demi satu. Ketegangan terus berlanjut hingga akhirnya Rama beserta tiga polisi lainnya mampu keluar dengan selamat dari apartemen itu.
Perpaduan antara senjata api dan pencak silat dalam film ini mampu sangat menghibur para penonton, bahkan mampu membawa ekspresi penonton, mulai dari ngeri, tegang, dan kagum, campur aduk menjadi satu. Pengambilan setting di dalam apartemen mampu menguatkan nuansa “misi rahasia” khas pasukan SWAT. Untuk alur cerita, film ini juga berhasil membuat para penonton terkaget-kaget dan penasaran, contohnya ketika di akhir film terungkap kalau Letnan Wahyu adalah seorang pengkhianat.
Sesuai dengan rating lembaga sensor film, The Raid adalah film khusus komsumsi dewasa, jadi janganlah sekali-kali membawa anak-anak menonton film ini. Hal ini disebabkan oleh, adegan-adegan yang sangat sadis dan kasar, ditambah lagi cucuran darah dimana-mana, serta dialog-dialog yang sangat emosional. Tapi bagi kalian pecinta film action cukuplah berbangga hati karena akhirnya Indonesia punya film action yang patut sangat dibanggakan. Semoga kehadiran The Raid mampu menjadi kebangkitan bagi film aksi tanah air.
Ditengah segala kekerasan yang ada, The Raid menyimpan pesan tentang sebuah PENGORBANAN dan KESETIAN. Untuk film The Raid ini gue memberikan penilaian bintang 4 dari skala 5, yang didasari oleh alur cerita dan adegan-adegan action didalamnya, meski gue sedikit kecewa karena ternyata score music yang Mike Shinoda buat untuk film ini hanya untuk yang ditayangkan di luar Indonesia. Tapi tak apalah, secara keseluruhan bagi gue film ini salah satu film yang SANGAT WAJIB ditonton di tahun 2012 dan tak sabar rasanya menunggu sequelnya tahun depan. Karena kenapa? Karena The Raid sangat PAS...:))
Komentar
Posting Komentar