Juventus Merindukan 10



Hasil imbang melawan debutan asal Denmark, Nordsjaelland, di ajang Liga Champions melengkapi raihan 9 poin Juventus dari 9 pertandingan di level Eropa (3 di Liga Champion musim ini, dan 6 di Liga Europa 2010/2011). Dengan status jawara Italia dan sementara menduduki puncak capolista Serie A, statistik di atas memang lah mengecewakan.

Bila melihat curriculum vitae sebagian besar punggawa Juventus tentu mereka telah kaya pengalaman bermain di level Eropa, terutama bersama timnas Italia. Dari gaya permainan pun tidak ada yang berbeda ketika bermain di level domestik, bermain menekan lawan dari lini tengah dan Andrea Pirlo sebagai poros permainan. Bagaimana dengan barisan pemburu gol? Ini juga bukanlah masalah karena dari tiga matchday Liga Champions Juventus selalu menyarangkan gol ke gawang lawan. Permasalahan utama I Bianconerri ialah tiadanya satu sosok pemain yang mampu menjadi lumbung gol, sekaligus pemimpin, pemberi inspirasi dan penyemangat tim di tengah atmosfer pertandingan tinggi seperti di pentas antar juara Eropa, atau dengan kata lain Juventus kehilangan sosok Nomor 10.

Nyaris 20 tahun terakhir Juventini mempunyai Alessandro Del Piero, seorang pemain yang tidak hanya menjadi panutan di dalam tetapi juga di luar lapangan, bagi kawan maupun lawannya. Tidak diperpanjangnya kontrak Alex musim lalu oleh manajemen tim asal kota Torino alih-alih untuk regenerasi skuad, banyak disayangkan oleh berbagai pihak karena loyalitas yang diberikan Del Piero kepada Juventus tidak perlu diragukan lagi. Menjadi pencetak gol terbanyak tim sepanjang sejarah dengan 290 gol, ditambah 8 scudetti dan 1 gelar liga Champions. Selain itu legenda seperti Diego Armando Maradona dan Pele juga mengakui pengaruhnya di dunia sepakbola. Sebelum era Alex, ada maestro lainnya yang memakai nomor 10 di punggung seragam hitam-putihnya yakni Roberto Baggio. Kepindahannya dari Fiorentina ke Juventus pada musim 90/91 akan selalu dikenang oleh publik Italia sebagai transfer paling kontroversial yang memicu terjadinya kekacauan yang melukai 50 orang di Firenze. Bersama Baggio, Juventus sukses mengakhiri dominasi the dream team AC Milan di Serie A. Dan satu yang tidak terlupa ialah Michel Platini, satu pemain yang mempersembahkan gelar Liga Champions pertama bagi Juventus, serta satu golnya melalui titik putih ke gawang Liverpool itu pula yang menjadi saksi tragedi Heysel yang menewaskan 39 orang.

Musim ini Juventus menganggurkan nomor keramat itu setelah Del Piero resmi menanggalkannya dan hijrah ke Australia. Berbagai macam spekulasi sempat menyeruak di awal musim atas siapa yang pantas menjadi suksesor Sang Raja Torino memakai nomor 10. Memang bagi manajemen kehadiran si nomor 10 bukanlah hal mendesak karena Juventus masih memiliki pemain-pemain besar dalam diri Gigi Buffon, Andrea Pirlo, ataupun Claudio Marchisio, namun ketiga pemain hebat itu tidaklah memiliki jiwa 10, yang mampu menjadi penentu hasil pertandingan dengan golnya, mejadi panutan dalam bermain bagi rekan setim, dan memberikan komando dengan semangat dan motivasinya di ruang ganti. DNA seperti itu dimiliki oleh Sebastian Giovinco dengan apa yang diperlihatkannya di Parma musim lalu, tapi di musim ini sejak kembali mengenakan seragam Hitam Putih, The Atomic Ant bermain labil apalagi di pertandingan level atas. Kini tugas para petinggi klub untuk mendapatkan pemain yang pantas menggunakan nomor punggung 10 di atas namanya dengan seragam kebesaran I Bianconerri, karena sejarah menunjukkan kesuksesan Juventus sangat dipengaruhi oleh penampilan pemain dengan nomor magis itu.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu nomor 10 itu yang kelak akan menemukan pemiliknya, seperti yang telah dialami oleh Platini, Baggio, dan Del Piero, pemain yang mampu memberikan dedikasi sekaligus prestasi bagi Juventus. Saat ini, La Vecchia Signora masih merindukan Sang 10.

Komentar

Postingan Populer