Sederhana
Prolog: "Tak banyak yang ingin aku ungkapkan untukmu kini. Hanya kata-kata ini teruntukmu, sederhana." - I.M, 10.10 PM / 29-4-13
Mereka memang selalu mampu menjadi terbaik
Di tengah usaha dan ambisi yang mumpuni
Mereka jelas pantas menyebarkan bahagia
Di tengah kemuraman khalayak
Di tengah usaha dan ambisi yang mumpuni
Mereka jelas pantas menyebarkan bahagia
Di tengah kemuraman khalayak
Namun tetap ada satu dari sepersekian yang memilih terbalik
Masih menyimpan bangga dalam intuisi
Namun tetap memiliki bangga yang tak terkira
Masih menggenggam cita di masa kelak
Masih menyimpan bangga dalam intuisi
Namun tetap memiliki bangga yang tak terkira
Masih menggenggam cita di masa kelak
Satu tersebut ialah sederhana
Dia terlihat biasa namun istimewa
Teristimewa yang tak pernah memperlihatkan diri
Berdiri tegak namun tak mencondongkan perbedaan
Dia menyatu dalam bayang-bayang
Teristimewa yang tak pernah memperlihatkan diri
Berdiri tegak namun tak mencondongkan perbedaan
Dia menyatu dalam bayang-bayang
Dia berbicara dalam kebisuan
Membisu dalam capaian-capaian ambisi yang mengagumkan
Terkagum aku atas kesetaraannya
Dia semoga saja tetap begitu, yang takkan tergantikan
Membisu dalam capaian-capaian ambisi yang mengagumkan
Terkagum aku atas kesetaraannya
Dia semoga saja tetap begitu, yang takkan tergantikan
Saat mereka berbicara, dia terdiam
Saat mereka berbagi kebanggaan, dia tersenyum
Saat mereka berkeluh-kesah, dia tergerak merenung
Saat mereka berharap disebut, dia tersipu malu
Saat mereka berbagi kebanggaan, dia tersenyum
Saat mereka berkeluh-kesah, dia tergerak merenung
Saat mereka berharap disebut, dia tersipu malu
Dia lah kamu, dia lah sederhana
Aku jauh belajar banyak darimu
Terima kasih, sederhana...
Komentar
Posting Komentar