Cologne, Aroma yang Melegenda
Sang penemu cologne, Giovanni Maria Farina. (olfattomatto.it) |
Siapa yang tidak mengenal
cologne? Sejak berabad-abad silam jenis wewangian yang satu ini telah menjadi
perlengkapan wajib harian, terutama bagi pria, di seantero Bumi. Namun, tahukah
kalian bahwa sebenarnya cologne merupakan penghormatan sang penemu terhadap
kota barunya?
Pada tahun 1709, Giovanni Maria
Farina, seorang pembuat parfum, berimigrasi ke kota Koln (Inggris: Cologne), Jerman dari negeri leluhurnya Italia. Di kota
barunya itu, Farina bersama Pamannya, Gian Paolo Feminis, dan kakaknya, Giovanni
Battista Farina, mendirikan sebuah pabrik parfum yang diberi nama Farina gegenÜber. Sebagai bentuk
persembahannya terhadap kota Koln, Farina meramu sebuah ramuan cairan wewangian
baru yang memiliki aroma lebih lembut dengan kadar alkohol yang jauh lebih
rendah, hanya 5% dibandingkan parfum lebih dari 25%.
Ketika menyadari telah
menghasilkan ramuan wewangian baru yang berbeda dengan parfum yang telah ada,
Farina menyurati sang kakak dengan menulis, “aku telah menemukan sebuah aroma
yang mengingatkanku pada pagi musim semi di Italia, bunga bakung pegunungan,
dan bunga limau di kala hujan”. Lalu, ramuan wewangian baru itu dinamakan “Eau
de Cologne” (air dari Cologne), yang selanjutnya lebih dikenal dengan sebutan
cologne.
Keberadaan kota Koln yang selalu
silih berganti diduduki oleh bangsa-bangsa di Eropa, dimulai bangsa Romawi,
Prancis lalu Inggris, membuat “Eau de Cologne” cepat menjadi primadona di daratan Eropa pada abad 18. Di awal
keberadaannya, cologne tidak hanya digunakan sebagai cairan untuk menyedapkan
aroma tubuh, namun juga digunakan sebagai obat mewah yang diperuntukkan bagi
armada peperangan. Bahkan di Uni Soviet, cologne yang memiliki kadar alkohol
rendah dikomsumsi sebagai minuman pengganti vodka, yang harganya jauh lebih
mahal.
Museum parfum di Koln, Jerman. (kazza.id.au) |
Kemasyuran karya masterpiece Farina, “Eau de Cologne”,
juga membawa dampak besar bagi perkembangan pabrik parfum rintisannya yang
menjadi pabrik parfum pertama di dunia, Farina gegenÜber. Sejak awal berdirinya di tahun 1709,
pabrik ini telah menyediakan cairan wewangian bagi para pesohor dunia dan
keluarga kerajaan-kerajaan di benua biru, sebut saja Napoleon Bonaparte,
Wolfgang Amadeus Mozart, Ratu Victoria, Mark Twain, Putri Diana, dan masih
banyak lagi. Hingga kini, lebih dari 300 tahun sejak pertama kali dibuka,
pabrik parfum tertua ini masih terus beroperasi.
Saat ini cologne lebih populer
bagi kaum Adam, padahal Farina membuat “Eau de Cologne” untuk pria dan wanita,
atau tidak membatasi penggunaannya bagi jenis kelamin tertentu. Dengan ribuan
merk cologne yang hadir di seluruh dunia dewasa ini, tak ada satu pun yang
mengingat jasa Giovanni Maria Farina sebagai penemu dan peracik cologne.
Dengan tujuan untuk mengenang
jasa-jasa Farina, maka diresmikanlah Museum Parfum di Koln, tepatnya di lokasi Farina
gegenÜber berdiri. Di
dalam museum ini terdapat sejarah cologne yang dicatat dalam ratusan dokumen
ramuan dan botol-botol yang digunakan oleh Farina dan pewarisnya untuk meracik
cairan wewangian yang melenggenda. Pada 2006, memeringati 240 tahun wafatnya sang
imigran Italia pemerintah Jerman meresmikan gedung pabrik dan museum tersebut
sebagai lokasi cagar budaya dan sejarah di kota keempat terbesar di Jerman,
Koln.
Komentar
Posting Komentar