Cerita Masa Orientasi Maba di Colorado State University
Bertepatan
pada 2 September 2013, kampus UIN Alauddin Makassar mengadakan sambutan kepada
mahasiswa baru (maba), yang disebut OPAK (Orientasi Pengenalan AKademik).
Acaranya pun masih serupa dengan empat tahun lalu, ketika saya baru saja
menginjakkan kaki di kampus dan kota Makassar. OPAK dilaksanakan selama tiga
hari. Hari pertama seluruh maba dikumpulkan di auditorium untuk menerima
sambutan dan pembukaan OPAK oleh Rektor dan petinggi kampus lainnya. Lalu, dua
hari setelahnya mereka akan menerima ‘pelajaran’ dari senior di fakultas
masing-masing. Meskipun orientasi yang dilakukan fakultas berbeda, tetap
memiliki persamaan yakni; kepala plontos bagi laki-laki dan menggunakan setelan
putih-hitam.
Tahun lalu, gue sempet menjalani
masa orientasi di Colorado State University (CSU). Bisa dibilang dalam 4 tahun
kuliah, gue dua kali merasakan masa orientasi, yang benar-benar berbeda konsep
dan pelaksanaannya. Itulah yang menimbulkan keinginan untuk membandingkan
konsep orientasi mahasiswa baru di Indonesia dan Amerika Serikat, khususnya UIN
Alauddin dan Colorado State University.
Di CSU masa orientasi maba
disebut Ram Welcome. Dari nama saja kita bisa membandingkan mana yang lebih
bersahabat, yang satu menggunakan istilah orientasi pengenalan, lainnya
menggunakan kata welcome.
Ram Welcome dilakukan selama tiga
hari juga, tahun 2012 lalu dilaksanakan pada 16-18 Agustus. Seperti masa
orientasi di Indonesia, ribuan maba CSU dikumpulkan di dalam Moby Arena, sebuah
arena pertandingan olahraga dalam ruangan. Tempat duduk yang kita duduki tidak disesuaikan
dengan fakultas atau departemen, namun berdasarkan asrama tempat kita bermukin.
Di dalam Moby, cheerleaders dan marching band CSU menyambut seluruh
penghuni baru CSU. Puas setengah jam menyaksikan parade aksi cheerleaders dan harmonisasi mars
instrumental CSU yang dibawakan tim marching
band, hadirlah mba Presiden mahasiswa yang memberikan sambutan sekitar 15
menit. Tak lama setelah itu, hadirlah Dr. Tony Frank, CSU President, yang
disambut riuhan tepuk tangan dan sorak sorai. Sambutan kepada rektor yang penuh
rasa bangga ini adalah hal baru buat gue. Sebab selama di Indonesia gue nggak
pernah melihat ini, atau merasa bangga dengan sosok orang nomor satu di
Universitas tempat gue mengeyam bangku kuliah. Seiring berjalannya waktu, gue
makin paham mengapa Dr. Frank dicintai mahasiswanya. Beliau itu sosok yang
rendah hati, yang nggak segan untuk diminta foto bersama. Selain itu, sering
pula gue melihat dia seorang diri berjalan kaki untuk berolahraga di kompleks
kampus. Tentu, inilah yang membedakan dengan sebagian besar rektor di
Indonesia, yang terlalu diproteksi oleh kehadiran pengawal.
This is me and Dr. Frank, CSU President. |
Suasana di dalam Moby Arena pada Ram Welcome class of '16. |
Marching band. |
Balik lagi ke Ram Welcome.
Setelah selesai menerima pidato sambutan Presiden CSU. Seluruh mahasiswa baru
dan anggota keluarganya berkumpul di lapangan untuk menikmati makan malam yang
telah disediakan. Menjelang langit menghitam, usai makan malam, sontak lapangan
disulap menjadi sebuah arena bermain laiknya pasar malam. Ada berbagai wahana
permainan dan pertunjukkan musik, yang keseluruhannya ditujukan bagi maba dan
keluarga.
Foto ini sempat masuk dalam website CSU yang memberitakan Ram Welcome. |
Kan.. Makan.. Makan |
salah satu wahana di Ram Welcome. |
Suasana di sekitaran wahana permainan. |
Kegiatan lainnya ialah berbelanja
di Target dalam sebuah acara yang disebut Super Target. Kurang lebih 10 bus
jenis coach disediakan oleh kampus
untuk mengakomodir mahasiswa-mahasiswa yang ingin mencari kebutuhan perkuliahan
dan sehari-harinya di Target, sebuah department
store terkemuka di AS. Berhubung ini adalah acara spesial, alhasil toko
ditutup untuk umum pada malam takbiran 2012 lalu, untuk memberikan keleluasaan
maba CSU. Bahkan, banyak pula barang-barang yang disediakan secara gratis dan
dilemparkan ke trolley yang dibawa
awak CSU, misalnya lip balm, biskuit,
pelembab muka, dsb.
Selain dua kegiatan di atas,
masih ada pula hike to the A. Dalam
agenda yang satu ini, maba akan dipersilahkan untuk mengecat/mewarnai ulang
logo ‘A’ yang berada di perbukitan yang menjadi latar kampus CSU.
Aggies hill as the background of Fort Collins. |
Di samping seluruh kegiatan
menarik yang disediakan pihak universitas, ada kegiatan sendiri yang disediakan
pihak hall atau asrama, dan
organisasi mahasiswa, misalnya nonton film bareng yang lebih mirip dengan
nonton di layar tancep. Serta, seminggu setelah maba masuk kampus, musim NCAA
American Football dimulai. Selama puluhan tahun, pertandingan perdana CSU ialah
melawan Colorado University, tetangga sekaligus musuh bebuyutan, dalam sebuah
duel yang bertajuk Rocky Mountain Countdown. Dalam ajang ini akan diperlihatkan
betapa bangganya kita menjadi hijau dan emas, warna identik CSU.
Mengikuti Ram Welcome atau masa
orientasi di Colorado State University, jelas memberikan perspektif baru bagi
gue. Berbeda di Indonesia, yang sebagian besar masa orientasi menjadi ajang
penancapan pengaruh fakultas bagi masing-masing maba, sehingga tidak sedikit
mahasiswa di Indonesia lebih loyal kepada fakultasnya dan tidak segan
menyalakan bara konflik dengan mahasiswa fakultas lain dalam satu almamater. Di
Amerika Serikat, khususnya CSU, tidak peduli apa fakultas dan departemennya
yang terpenting kita satu dalam warna hijau dan emas khas CSU.
Rasa bangga terhadap almamater
tidak diperlihatkan dengan menggunakan jas almamater karena di AS mereka tidak
memiliki tradisi jas seperti itu. Cukup kaos, yang dibeli di bookstore kampus dengan kisaran harga
$10, menjadi identitas kebanggan kita. Tagline #RamPride dan penggalan yel-yel “I
said I’m proud to be a CSU Ram!” menjadi identitas kita dalam setiap
kesempatan. Dua hal itu hadir dalam penggalan kata yang cukup sederhana, namun
bermakna dalam dan menyeluruh. Berbeda dengan sebagian besar mars universitas
di Indonesia yang terlalu mendayu-dayu dan memiliki diksi yang mengawang.
This is what I called #RAMPride |
Semoga saja universitas di
Indonesia semakin banyak yang belajar untuk ‘menjual’ diri dengan
kemasan-kemasan komersial layaknya sebuah produk. Hal itu dilakukan agar
menciptakan kebanggaan dalam diri setiap mahasiswa atas almamaternya, dengan
tidak memedulikan sekat-sekat fakultas yang selama ini kerap menjadi penyimpul
jarak. Tidak usah pula ada senioritas yang menjadikan santun sebagai pemisah
jarak antar si adik dan kakak, toh sudah bertahun-tahun Indonesia memudayakan
itu, akan tetapi bangsa ini tetap jalan di tempat hingga enam dekde menjadi
bangsa berdaulat. Dan usaha itu harus dimulai dalam masa orientasi mahasiswa baru
yang lebih bersahabat, menyenangkan, dan manusiawi.
Hingga kini, setahun setelah
menjalani Ram Welcome, dengan bangga gue masih melantunkan yel kebangaan itu, meskipun
kebersamaan dengan kampus di Fort Collins hanya dalam hitungan bulan.
“I said I’m proud to be a CSU Ram!”
Go RAMS!
Komentar
beasiswa yah kuliah diluar negeri ? :)
Posting Komentar