Tak Usah Kau Jawab

Malam ini, aku termenung memikirkan masa depan kita.
Kalau terus diberikan umur panjang, aku hanya berharap menyajikan kebahagian untukmu.
Dalam kekuranganku, dalam kekhilafanku, dalam kelemahanku.
Kamu penjaga pilar hidupku.
Mungkin aku takabur mengatakan itu. Tetapi, dalam doaku kepada-Nya, juga memintamu seutuhnya.

Aku bukan Rumi yang menjadikan cinta sebagai renungan sufi, bukan pula Bajirao yang membuat cinta sebagai perjuangan, juga bukan Gibran yang menyempurnakan cinta sebagai inspirasi.

Tetapi, tadi pagi. Tepatnya, kemarin pagi.
Aku menyaksikan sebuah kisah abadi yang dipertahankan dalam kesederhanaan.
Dua pemeran itu pernah di puncak, pernah diguncang badai, lalu mereka memperkuat eratan dan hingga melewati tahun emas tetap tersenyum dan menyebar cinta satu sama lain.

Bisakah kita seperti itu?
Atau mungkin setidaknya kita berikrar dulu untuk membuat kisah abadi dengan buku cerita berbeda.
Tak usah kau jawab pertanyaan itu.
Sudah malam, baca doa dan tidurlah.

Besok kita bercerita lagi di hari baru.
Perasaan yang tetap sama...

Komentar

Postingan Populer