CATATAN HATI: Berbicara Tentangmu
Sudah berbulan lalu sebuah kisah
yang disemai berhenti berjalan. Sebabnya, tak terlalu pasti. Mungkin karena aku
yang terlalu mengharap indah akan ini. Mungkin karena aku tidak memberikan
suatu kebahagian yang selama ini kau idamkan. Mungkin juga karena kau tak
merasakan perbedaan dalam hidupmu dengan kehadiranku. Semua mungkin hanya
asumsi pribadiku.
Meskipun begitu, dalam
perjalananku kini, aku masih mencatutmu di segala yang kualami dan kurasa. Ini
tidak dapat dilepaskan dari tekad yang dulu kuutarakan. Di hadapanmu atau di
kata-kataku.
Sesungguhnya, aku sudah tak
mengenalmu lagi. Setelah semua terlepaskan, aku benar-benar enggan mempertahankanmu
jauh di dalam. Apalagi setelah tahu, tanpaku, kau bisa melangkah dan mengepak
bebas, layaknya burung yang dikeluarkan dari sangkar. Aku senang melihatmu
seperti itu. Dalam senyum yang penuh optimisme. Dalam wajah yang penuh harapan.
Dalam diri yang selalu percaya. Dan, dalam hati yang tanpaku.
Dirimu kini, sama dengan saat
pertengahan 2012 lalu. Aku hanya mengenal sebatas nama. Tak lebih dari itu.
Jangan tanyakan aku tentang apa yang aku tahu darimu. Nihil. Aku alpa untuk
menjawab itu semua. Ya, aku sempat mengetahui detilmu, tetapi sekarang banyak
hal yang telah mengawang. Kapan, dimana, bagaimana, apa, tak lagi bisa
terjawab.
Lalu, kau kelak akan bertanya, “bagaimana
aku tetap mencatut hadirmu, namun aku telah meninggalkan jejakmu?” Jawabnya
mudah.
Aku meninggalkan semua bukan
untuk melupakan. Sengaja aku simpan rapat-rapat semuanya, agar semua tidak
mubazir terbuang hanya dalam kenangan semu. Biarkan semua terkunci rapat di
alam bawah sadarku. Yang selanjutnya hanya mimpi-mimpi yang mampu membawa itu
kembali di malam-malam tertentu. Malam yang selalu aku harapkan lebih panjang
dan berjalan lebih lambat. Malam yang akan beranjak di sebuah pagi yang
menyadarkanku kembali bahwa tak ada lagi kita.
Dalam beberapa waktu, aku juga
menarikmu jauh dari hidupku. Demi melihatmu dalam matahati yang berbeda. Nyatanya,
aku belum bisa menemukan sebab aku dan dirimu bisa satu. Ratusan kali aku
menatapmu dengan biasa, dan satu tatapan mengubah semua. Puluhan kali aku
melangkahkan kaki bersamamu, namun satu iringan mengubah arti kebersamaan itu.
Belasan malam kita nikmati bersama, hanya ada satu malam yang menandakan semua
ini berarti.
Aku akan tetap mengendapkan rasa ini
hingga 870 hari ke depan. Bila Tuhan masih berkehendak dalam kehidupan ini,
hanya ada satu hal yang akan mengubur rapat endapan itu, yakni ketika orang
lain telah memasangkan sebuah logam melingkar di salah satu jari manismu, yang
menandakan suatu hal nan sakral. Apabila hal itu terjadi, kau benar-benar
sebuah kenangan.
Berbicara tentangmu dalam diri
dan mimpi, masihlah menyenangkan. Biarkan nanti waktu yang memberikan momen
terbaik untuk sebuah jalan kembali. Walaupun mustahil. Percayalah semua
memiliki jalannya sendiri.
Sekali lagi.
Berbicara tentangmu adalah
mengenai kearifan waktu, hingga nanti aku pugar kembali semua tentang kita...
Komentar
Posting Komentar