24 Jam di Stockholm
Stockholm, kota terbesar di Swedia sekaligus kawasan Skandinavia. Kota yang terdiri dari 14 pulau itu memiliki panorama indah dengan pemandangan Laut Baltik. Perpaduan antara bangunan karya abad pertengahan dan inovasi modern menjadi ciri khas Stockholm.
Pada pekan pertama Desember lalu, saya berkesempatan menjelajah kota Stockholm. Di awal Desember 2017, salju memang belum turun. Hanya butiran-butiran es yang muncul di setiap malam. Tetapi, semilir angin dari Laut Baltik membuat suhu di luar ruangan seakan setara berada di dalam kulkas atau mencapai -4 derajat celcius.
Kamis (7/12)
Pukul 10.30
Royal Palace
Sebelum bergegas mengelilingi kota, ada baiknya terlebih dahulu membeli kartu Stokcholm Pass. Kartu itu dihargai 725 krona Swedia (Rp 1,16 juta) yang dapat digunakan selama 2 hari. Dengan kartu itu, wisatawan memiliki akses menaiki dua bus wisata yang bernama hop-on hop-off dan citysightseeing, serta dapat pula secara gratis mengunjungi 60 objek wisata di kota Stockholm.
Satu lokasi yang wajib didatangi ketika menginjakkan kaki di Stockholm ialah kompleks Royal Palace. Berada di kawasan Gamla Stan atau kota tua yang berlokasi di Pulau Stadsholmen, Royal Palace memiliki 8 ruang museum yang menyajikan koleksi keluarga Kerajaan Swedia sejak abad ke-17.
Kompleks Royal Palace mulai digunakan pada abad ke-17. Akan tetapi, karena kebakaran hebat di kawasan tersebut pada tahun 1697, Kerajaan Swedia membangun ulang kawasan itu yang diperuntukkan sebagai kediaman keluarga kerajaan. Arsitek kompleks itu adalah Nicodemus Tessin the Younger. Lalu, kompleks itu kembali beroperasi pada Desember 1754 dan menjadi kawasan istana termegah di Eropa.
Bajunya raja. Raja Swedia, bukan raja Ian Kasela. |
Ruang Treasury yang berada di bawah tanah Royal Palace, atau harus menuruni 55 anak tangga dari lantai dasar, memamerkan barang-barang kebesaran milik raja dan ratu Swedia, seperti mahkota yang terbuat dari emas dan berlian, tongkat emas, dan berbagai pedang, salah satunya peninggalan Raja Gustav III.
Kemudian, gedung utama di kompleks itu dinamakan The Royal Apartments. Di dalam gedung tiga lantai itu, tidak hanya menjadi kediaman resmi raja Swedia, namun juga menjadi tempat raja menjamu tamu kehormatan dalam setiap acara kenegaraan.
Salah satu sudut ruang keluarga kerajaan. (Jangan fokus ke mbaknya...:D) |
Di sisi paling selatan dari The Royal Apartments adalah The Hall of State. Ruangan itu adalah aula besar yang sejak abad ke-18 menjadi tempat upacara penobatan takhta raja dan ratu, lengkap dengan kursi singgasana yang berwarna perak. Hingga 1975, raja mengadakan acara makan malam dengan para anggota parlemen pada setiap pembukaan masa sidang di bulan September setiap tahun.
Dan, jangan ketinggalan pula menyaksikan proses pergantian penjaga istana pada pukul 12.05. Proses itu berlangsung di halaman terbuka yang dikelilingi kompleks Royal Palace.
Museum Nobel
Museum Nobel hanya berjarak 5 menit dengan berjalan kaki dari Royal Palace. Museum ini berada tepat di jantung Gamla Stan dan sebelumnya merupakan bekas gedung bursa saham Swedia.
Ruang utama Museum Nobel. Yang di atas itu, kertas-kertas berisi foto dan profil para peraih nobel. |
Di museum yang dibuka sejak 2001 itu, terdapat pula Bubble Chamber yang khusus bagi pengunjung anak-anak. Di dalamnya terdapat ruang nyaman dengan kursi berbusa yang dilengkapi video interaktif untuk memberikan pengetahuan dasar sains.
Pukul 15.30
Museum Vasa
Dengan menempuh perjalanan bus wisata sekitar 25 menit dari kompleks Gamla Stan, kita bisa mencapai Museum Vasa yang berada di Pulau Djurgarden. Museum ini menyajikan salah satu kisah sejarah panjang budaya maritim Swedia.
Sebuah kapal kayu tua sepanjang 25 meter menjadi daya tarik utama museum itu. Kapal Vasa dibuat untuk memenuhi ambisi besar Raja Gustav Adolf untuk mengusai wilayah Eropa di awal abad ke-17.
Sudut kapal vasa. |
Museum itu terdiri dari tujuh lantai yang mengisahkan sejarah pembuatan kapal, budaya maritim bangsa Swedia pada abad ke-17, simulasi dek kapal, investigasi penyebab kapal karam di perjalanan perdananya pada 10 Agustus 1628, serta upaya evakuasi kapal dari dasar Laut Baltik yang dilakukan pada 1961.
Pukul 17.30
Hotorget Sergel Ur
Tidak lengkap rasanya ketika berada di suatu kota tanpa berkunjung ke pasar tradisional. Berjalan kaki dari Museum Vasa sekitar 30 menit, kita dapat mencapai wilayah Hotorget, yang menjadi lokasi pasar tradisional di salah pusat bisnis Stockholm. Jangan khawatir, meskipun hari telah gelap, masyarakat Stockholm gemar berjalan kaki untuk mencapai lokasi tujuan, jadi kita tidak akan sendirian.
Pasar tersebut terdiri dari ratusan kios tenda yang menjual berbagai macam hal, mulai dari sayur-mayur, buah-buahan, aneka cokelat dan permen, seragam tim sepakbola, perlengkapan perjalanan, hingga berbagai macam bunga.
Mayoritas penjual di pasar itu berasal dari Asia Selatan, seperti Pakistan dan Bangladesh. Seperti pasar pada umumnya, pembeli bisa melakukan tawar menawar dengan para pedagang. Contohnya, satu buket bunga mawar yang dihargai 25 krona Swedia (Rp 40.200), bisa dibawa pulang dengan harga 15 krona Swedia (Rp 24.000).
19.00
Kungstradgarden
Untuk melengkapi nuansa musim dingin, paling tepat dilakukan dengan berseluncur es luar ruangan. Tempat seluncur es itu berada di tengah taman yang bernama Kungstradgarden dan beroperasi mulai pukul 09.00 hingga 21.00. Bagi yang tidak membawa sepatu khusus, bisa menyewa sepatu luncur dan helm dengan harga 60 krona Swedia (Rp 96.200) untuk dewasa dan 30 krona Swedia (Rp 48.100) untuk anak-anak.
Lelah dan sudah cukup menggigil setelah berseluncur es, maka patut mencoba minuman khas musim dingin Swedia, yaitu glogg. Minuman itu terdiri dari campuran anggur, jahe, kapulaga, dan kayu manis. Untuk meminum secangkir glogg cukup membayar 30 krona Swedia di sebuah toko kaki lima di sisi arena seluncur es. Apabila ingin melengkapi dengan kue jahe bisa menambah 20 krona Swedia (Rp 32.200). Mengonsumsi glogg dan kue jahe cukup menghangatkan tubuh setelah seharian menerjang suhu minus Stockholm.
Jumat (8/12)
Pukul 12.00
Drottingholm Palace
Menjadi keluarga kerajaan tentu bisa memiliki segalanya. Dari 14 pulau di Stockholm, keluarga raja memiliki satu pulau khusus untuk kediaman pribadi dengan luas 23 km persegi. Pulau itu bernama Pulau Lovon yang sejak 1580 dibangunlah Istana Drottingholm.
Istananya nih... |
Istana itu awalnya khusus menjadi kediaman musim panas raja-raja Swedia, terutama untuk memenuhi tradisi berburu elkdi hutan, tetapi sejak 1981 keluarga kerajaan menjadikan Istana Drottingholm sebagai kediaman utama. Lokasi istana itu sudah di luar pusat kota dan berjarak sekitar 14 kilometer dari kota Stockholm.
Di belakang istana terdapat kebun yang dibangun atas perintah Ratu Hedwig Eleonara pada dekade 1660-an. Pemandangan kebun itu diperindah oleh Raja Gustav III dengan membeli patung-patung dewa-dewi mitologi Yunani dari Italia pada 1950-1960.
Pintu gerbang menuju taman surga, eh taman istana. Karena musim dingin, jadi kagak hijau deh tamannya. |
Sebelum kembali ke Tanah Air, makan siang khas Swedia menjadi penutup perjalanan di Stockholm. Sejumlah restoran lokal di sekitar Istana Drottingholm, yang didapatkan melalui mesin pencari, bisa menjadi pilihan untuk mencicipi makanan tradisional, salah satunya sup ikan kod dan salmon atau disebut fiksgryta. Sup ikanitu disantap bersama kentang rebus dan mayones. Satu porsi fiskgrytadijamin mampu mengatasi perut keroncongan setelah berkeliling di kompleks kediaman keluarga kerajaan Swedia.
Tack, Stockholm!
NOTE: Artikel ini juga dimuat di Harian Kompas edisi Minggu, 7 Januari 2018.
Tack, Stockholm!
NOTE: Artikel ini juga dimuat di Harian Kompas edisi Minggu, 7 Januari 2018.
Komentar
Posting Komentar